Minggu, 15 November 2015

DORAMI'S FAMILY

Edit Posted by with 2 comments

Salam berbahagia buat readers. Kali ini sesuai dengan janji Dorami, tentang tema terbaru. Terimakasih sebelumnya telah berkunjung dan membaca tulisan-tulisan disini. Semenjak kedatangan Dorami ke Malang tidak membuat Dorami merasa kehilangan keluarga seutuhnya. Disini Dorami punya keluarga baru yang menjadi bagian dari perjalanan hidup.

“Jadi kangennnn sama Ayah, Mama dan keluarga yang di Kalimantan. Semoga kalian selalu dalam keadaan baik-baik saja”

“Buat kakak-kakakku yang lagi mengandung, semoga lahirannya nanti lancer dan di mudahkan. Aamiin.. salam juga buat adikku yang disana. Belajar yang rajin ya biar bisa lulus Ujiannya dengan nilai terbaik.. semangat”

( jadi “BAPER” (*_*) deh!!)

DORAMI’S FAMILY


Hai.. hai.. kenalin ini kakaknya Dorami. Biasanya aku (Icha), teteh (Lia), adek (Lilis) dan nobita (Badroni) juga sering memanggilnya dengan sebutan “Doraemon”. Ceritanya panjang kenapa kita memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Kalo diceritain bakalan panjaaaaaaaang banget jadi mending nggak usah ya hhe hhe..

Nama : M. Hikmawan Priyo Widodo
Nama Panggilan : Hikmawan (tapi kita kadang manggilnya kakak atau Doraemon)
TTL : Sidoarjo, 02 Juni 1997
Hobby : Mencari Hal Baru
Motto : “ Bersabar serta tegar dalam semua cobaan dan selalu mengambil hikmah dibalik itu semua”
Kota Asal : Pasuruan, Jawa Timur
Idola  : Baginda Rasulullah SAW




Jika ditanya Makanan Favorit Hikmawan, dia bakal bilang nggak ada. “Kalo diminta yang paling 
seneng deh,makanan apa?” Pasti dijawab “paling Nasi Goreng dan Mie Ayam”.
 Kalo minumannya katanya ia suka “Soda Gembira”. Jujur Dorami pribadi nggak tahu gimana soda gembira itu.

 Jelasnya itu nggak tiap hari kok di konsumsi cuma seneng aja katanya minum soda gembira.  
Hikmawan memiliki seorang kakak dan adik.




“Apa yang akan dilakukan saat Hikmawan harus memilih antara keluarga dan tanggung jawab?”

“Antara keluarga dan tanggung jawab ya.. Tapi prioritas keluarga. Jadi ya keluarga. Namun dilihat dulu juga sikonnya, kalau memang bisa di cancel ya di cancel saja. Jika itu sesuatu yang tidak bisa di cancel maka saya akan menyerahkan tanggung jawab saya kepada seseorang yang dapat di percaya dan dapat bertanggung jawab pada apa yang saya percayakan. Demikian kiranya saya dapat memilih keluarga. Buat saya keluarga lebih dari segalanya. Tidak ada yang dapat mengganti atau memberikan harga apapun pada sosok keluarga”




“bagaimana jika Hikmawan harus menjadi bagian dari orang-orang yang sibuk, bagaimana pendapatmu?”

“Pada dasarnya kesibukan adalah amanah kalau menurut saya pribadi. Tetapi orang-orang yang ada disekitar saya termasuk juga keluarga adalah amanah. Kalo diminta memilih antara amanah yang mana yang lebih dipilih maka saya lebih memilih amanah diberikan orang-orang yang menyayangi dan menerima saya dengan segala apa adanya termasuk didalamnya keluarga. Saya hanya tidak ingin kesibukan saya membuat orang-orang disekitar saya merasa dikecewakan oleh saya. Amanah itu awal dari perjalanan kita untuk dapat dipercaya oleh orang lain. Amanah itu tanda kehidupan berawal”.




“Adakah suatu peristiwa yang membuat Hikmawan sampai merasa sedih?”

“Tentua ada, bahkan itu sesuatu yang membuat saya akan mengingatnya. Saat ketika merasakan bagaimana harus membuat orang yang percaya kepada kita sudah kita kecewakan atau bahkan tak berjalan sesuai amanah”

“Boleh tidak kita mendengar salah satu kisahnya? Apabila berkenan…”

“Awalnya saya tidak berniat melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi tetapi berniat langsung bekerja saja. Pada saat itu saya telah diterima bekerja sebagai pekerja teknisi kelistrikan disuatu perusahaan cukup ternama di Indonesia. Sementara disisi lain orangtua terutama ibu menginginkan sekali saya kuliah dahulu. Sempet saling berargumen namun pada akhirnya saya dengan egoisnya berkata kepada ibu “bagaimana kalau uang UKTnya nanti saya ganti dengan gaji pertama saya?” tetapi ibu justru berkata “ iya.. kamu memang bisa mengganti uang UKTmu, tetapi kamu tidak akan bisa menyembuhkan luka hati seorang ibu”


        
Akhirnya saya memilih untuk berpatuh pada seseorang yang sangat menyayangi saya dan mencintai saya setulus kasih tanpa mengharap apapun. Kemuliannya membuat Tuhan menitipkan surga di bawah telapak kakinya. Dengan penuh perjuangan di mulai dengan mengurus segala administrasi untuk SNMPTN dimana rekap nilai yang saya perlukan justru tidak di berikan oleh pihak sekolah sehingga mau tidak mau saya mesti mengurus sendiri dengan menemui langsung para guru pengajarnya di rumah. Saya juga mengikuti administrasi SNMPTN tersebut tanpa ada yang mengurus ataupun membimbing. Begitu pula dengan kisah saya masuk asrama”.


“ bagaimana dengan pengalaman yang membuat seorang Hikmawan merasakan hal yang paling membahagiakan?”

“ada cerita sebelum kebahagian itu datang. Awalnya saat di SMK dulu saya pernah dipermalukan di depan semua anak-anak satu angkatan sama saya. Hal itu terjadi karena saya nggak profesional bekerja. Karena kejadian itu, singkat cerita beberapa minggu kemudian saya intropeksi diri dan belajar dari pengalaman akhirnya terbukalah pintu-pintu kesempatan saya menjadi sosok yang lebih professional dengan mengikuti event-event sampai akhirnya saya berkesempatan menghasilkan suatu riset penemuan baru. Jadi itulah ketika saya membuat orang yang percaya kepada kita juga bahagia diantaranya dengan saya mampu mencapai target-target saya”



“ada nggak punya pengalaman unik?”

“sekiranya sih.. belum ada dan belum pernah ada pengalaman unik”


 



Kalo ini foto kakak atau Doraemon sewaktu masih menjadi pelajar SMK dulu. Doraemon lumayan narsis orangnya hhe hhe.. (jangan marah ya @_@). Sebenarnya orangnya baik kok, hanya saja karena kakak itu raut wajahnya sering terlihat jutek jadi terkadang orang yang belum mengenalnya bakalan takut kena marah kakak. (Dorami juga begitu awalnya.. agak takut).






-         Sampai disini dulu ya DORAMI’S FAMILY untuk sesi Hikmawan (Doraemon). Sebenarnya kalau diceritain semuanya nanti nggak kelar-kelar nulisnya dan akhirnya juga nggak ke posting. Untuk kalian yang masih punya pertanyaan seputar kak doraemon bisa langsung tanyakan saja atau sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.

To Be Continued

-        

      Sebelumnya Dorami ingin menyampaikan terimakasih kepada Doraemon yang sudah berkenan memberikan ijin dan waktu untuk di tanya-tanyain sama dorami.
-          Kepada tetehku yang selalu support dan reader setia blog ini
-          Kepada adek juga atas kesetiannya sebagai reader blog ini





-                               -     Mohon maaf kepada semuanya apabila terdapat kata-kata yang 
              kurang berkenan.  Mohon kiranya tidak diambil hati.


-             Jangan lupa sempatkan untuk memberi komentar, kritik 
    maupun sarannya.


              Tunggu kehadiran DORAMI’S FAMILY sesi Teteh @_<”

-           Terimakasih Semuanya!!!! 


Sabtu, 14 November 2015

OS Part 6

Edit Posted by with No comments

 OUR'S STORY 
Part 6

kali ini Dorami mau ngelanjutin bahasan yang lalu. 
daripada nunggu lama, kita langsung aj yah..


Tanaman lidah menantu yang menjadi salah satu tugas yang mesti dibawa pada saat baksos di kampus dalam rangka kegiatan pasca PKPT. Awalnya sempat debat untuk menjawab apa seharusnya. akhirnya jawaban kita tetap benar kok, ya disyukurin aja. 


habis bersih-bersih ditempat parkir yang luas dan seusai senam maka kita melanjutkan kegiatan dengan makan siang bersama. Wah seru banget,. bukan dari makanannya yang enak tetapi dari kebersamaannya yang tak ternilai dan tak mungkin dapat di bayar dengan harga apapun.


Yang ini juga. Mas fiki dan kakak sepupu sungguh benar-benar berbagi. Makan bersama di tengah kebersamaan kita-kita. Senang kalau keluarga besar PTE C 2015 bisa kumpul dan berbagi bersama.




Foto-foto diatas adalah sesi mbak dan masku tidur sambil nunggu kedatangan dosen kita usilnya anak-anak jadi hasilnya ya seperti kalian lihat. Ada mas fiki yang berbagaya diantara mereka berdua dengan wajah bahagianya dan senyum lebarnya. Ada lina yang penuh keceriaan di antara mereka. Foto jelas tidurnya mbak dan mas.

Kita Lanjutin nanti lagi ya..

To be Continued

Tidak ada unsur meledek ataupun sebagainya. 
Semoga bermanfaat dan menyenangkan untuk kita semua
Terimakasih telah membaca dan berkunjung ke blog ini
Mohon maaf ya buat semuanya...
Salam!!

OS Part 5

Edit Posted by with 1 comment


OUR'S STORY 
Part 5

Hai hai hai..
Salam untuk kalian semua.. 
Lagi dan lagi hari ini dapat kesempatan buat nulis di blog. Maklum sekarang semakin sibuk aja activity's dorami. Mohon maaf ya, terimakasih sudah mau menunggu cerita cerita selanjutnya.
Daripada lama-lama ayo kita lanjut bacanya... :D

"Dorami.. sekarang sudah masuk part berapa?"
"oh.. kalau itu kita sekarang sudah masuk pada part 5 kakak"
"ayo.. buruan kita baca"
"tentunya begitu .."


Ini Teteh (lia) bersama om (Fais).. wah,. mereka semangat banget ngerjain tugas kelompokan. Padahal itu di LAB lho.. mereka nggak cuma praktek serius tetapi sampai sampai laporan praktek juga serius amat.. 

"teteh.. teh.."
"om... om fais.."
"yah.. dorami nggak didengerin ya begitu tuh. kalo sudah serius bahkan jepretan cameranya dorami pun nggak nyadar.."

Maaf ya Teteh sama Om.. dorami nggak ijin dulu jepret kalian.. Soalnya kalau dorami ijin pasti nggak mau. ini jugakan pas banget momentnya.

"Ada lagi nggak dorami?"
"ada.."


Kalo yang ini lebih so sweet banget.. soalnya kenalin nih.. kakak sepupu, (zainuri) yang terdapat warna merah pada jaketnya dan irvan yang disebelahnya. Ini pasangan yang sangat keren. mereka saling berbagi, tertawa dan bertukar pikiran bersama. kedekatan mereka bahkan melebihi yang kita kira. lihat aja tuh, mereka menatap pada titik yang sama. Aduh.. kakak sepupu kok dorami nggak diajak.. yah.. oh iy., ini yang ngambil shootnya siapa? buat yang memfoto terimakasih.. Dorami ucapkan terimakasih. 


sekarang kakak sepupu habis berdua-duan sama irvan mulai merasa lelah.  Akhirnya kakak sepupu ingin beristirahat sebentar dan tak tahan lagi ya jadilah begitu. Aduh kakak sepupu.. kok begitu sih? Om Fais kok nggak diajak tiduran di LAB?

"Dorami.. jangan ikut-ikutan tidur d Lab YA.."
"Kenapa kak?"
"Sebab,  itu bukan tempat tidur dorami kecil"
"jadi kalo tidur harus ditempat tidur ya kak?"
"ya iyalah.."

kakak sepupu,. tidurlah yang nyenyak.. nanti kalo ada dosen yang datang dibangunin kok.. tenang aja.. ok?

"selanjutnya mana?"
"iy.. sabar aja dulu"



"Aduh Dorami takut.. "
"Takut kenapa dorami?"
"Tuh lihat.. matanya mas fiki menyeramkan.."
"itukan nggak sengaja, mas fikinya"
"tetap aja menakutkan"
"Om Arif (yang memakai topi) kenapa senyu m-senyum sendiri?"
"mungkin lagi baca Love Story dorami"
"oh begitu ya.."
"itu siapa ? yang menggunakan kerudung dorami?"
"kalo itu, anti.. lho kok anti mangap?"
"dia buka mulut lebar dorami.. mau mangan apa dia?"
"itu bukan lagi mau makan.. tapi lagi mau latihan vokal begitu.. kayak.. ~ do ra mi fa sol~"
"bukan do.. ra.. mi.. fa..sol.. tapi ~ do.. re.. mi.. fa..sol..~"
"oh iy ya.. hhe hhe.. maaf lupa"
"terus siapa yang dibawah menggunakan penutup kepala mirip kerudung dorami?
"yang mana sih?"
"ini lho.. foto yang dibawah!!???"


"oh.. foto ini"

Jadi ini foto kakak sepupu. Disampingnya itu mas fiki yang berdiri. aduh lihat aja tuh. Kakak sepupu ngapain tangannya seperti itu? AYO.. mau apa coba? mas fiki tersenyum karena apa juga?. Ini benar-benar membuat dorami bingung sendiri. Tumben kakak sepupu kepengen nyobain rasanya kerudungan. Jangan sampai ketagihan ya.. nanti dorami nggak mau lihat kakak sepupunya kaya pakai kerudung.

"ada lagi dorami?"


Ini teman sekelasnya dorami. "Ganny" wah lagi selfie ya. mukanya bahagia banget ya. mungkin dia sudah terlalu lama tidak selfie, bukan judul lagu "sudah terlalu lama sendiri" ya, hhe hhe. Ganny karena terlalu pengen selfie ia bahkan rela-relain debat sama seseorang yang bahunya terlihat dalam foto diatas. Debatnya itu, ganny cuma pengen sendiri fotonya, tapi yang disamping ganny juga pengen ikutan. alhasil setelah dilakukan musyawarah yang cukup lama akhirnya diputuskan bahwa teman disampingnya boleh ikut tapi hanya pundaknya saja yang boleh ikut terfoto. Wah.. wah gan gan.. ada ada aja kamu..

"lagi ya.."


YAH.. ganny ketahuan sama cewek yang bukan satu kelas sama kita.. so sweet banget dipinggir jalan joging bareng ya? eh tapi kalo joging nggak main hp dan jongkok disana. Ganny lain kali harus berhati-hati ya. Sebab dikelas kita ada banyak mata-mata yang bisa dengan mudah mengambil foto tentang dirimu.


J AND Z

Joni dan Zainuri. Mereka lagi rekaman. Hussst.. jangan berisik ya. Nanti dimarahin mereka kalian. "Emang nggak boleh berisik?" "iy.. di perpus aja nggak boleh berisik apalagi kalo ada yang lagi rekaman, nanti harus ngulang-ngulang terus dong" "aku nggak mau ganggu ah,." ayo kita lanjutkan.

"Maaf teman-teman.. yang ada dikolom ini hanyalah sebagai becandaan. Jangan marah ya. hanya sekedar untuk hiburan saja. Terimakasih telah berkunjung ke Blog Dorami. Nantikan juga kehadiran tema baru dalam blog ini " DORAMI'S FAMILY". Jangan bosan-bosan membaca dan berkunjung ya.. Salam bahagia dari Dorami. 




Jumat, 06 November 2015

OS Part 4

Edit Posted by with No comments

THE OUR'S STORY 
Part 4

happy reading... @_@"


JO.. JO.. nggak kapok ini jo.. baru kemarin-kemarin sama mbak, terus lilis sekarang sama siapa lagi ini?? ada yang tahu?? pasti tahu dong .. ayo siapa?? yup, betul sekali "Indri". ini ngerjain tugas apa yang lain?? tuh indri, happy banget, moodnya lagi bagus y..  jo kamu kan disana nggak kepanasan kok nutupin wajah? nggak usah takut hitam jo.. nggak panas kok disana. Apa Jo malu ya ketahuan di foto?? buat yang ngambil ini foto thank's y..

lanjut ke bawah yuk...


ya.. ada lagi ternyata.. JO and Indri di belakang kok pada mesra banget.. wah jo,.. suka banget foto sama cewek ini. So Sweet banget,... #_#"


oow.. barusan kita lihat-lihat pemandangan J AND I. Sekarang ada yang nemuin sesuatu di hp-nya jo. OH TIDAKKK!! ada foto lilis disana. sebenarnya jo ini gmna sih? foto cewek juga masih disimpan di hp sendiri apa nggak takut kalo ketahuan kaya gini. Soalnya ada banyak paparazi di Kampus. Kita jadi tahu dong kalo yangs ering masuk kabar gosip di kelas sekarang siapa aja.. yang sabar ya kalian semoga aja cepat terkenalnya.  #just kidding ya.. hhe hhe


Cie Cie.. mas sama mbak lagi foto keren nih. Nggak biasanya nih fotonya kaya begini. Hhe hhe habis pasca PKPT masih disempatin aja ya foto bareng. Walau lelah juga tetap di lakukan yang penting FOTO dulu. ok sip2 deh. yang penting buat seru-seruan...

"ada lagi nggak sih Dorami?"
"ada dong! yuk kebawah aj"


Yang lagi serius nih. Irvan santai aja lihatin kerjaannya. asalkan jangn tidur ya. indri juga jangan cuma dipandang tugasnya, dikerjain juga ya.. Mereka ini anak teladan mesti di contoh. Rajin ke perpus.

kita lanjut entar lagi ya.. 
Dorami mau ada urusan bentar.. 
Tunggu kelanjutannya di Part 5 ok?

To Be Continued....






OS Part 3

Edit Posted by with No comments
“OUR STORY”

Kemarin Our story sampai mana ya?
Wah karena terlalu lama jadi lupa deh.. untuk itu maaf ya..
Hari ini kita cerita kelanjutannya saja y..

Ok deh.. sip sip *_*

Happy Reading..

PART 3 THE OUR'S STORY


Masih bersama "DORAMI" disini. Hari ini mau cerita soal anak-anak PTE C 15 yang seru-seru banget jangan bosan ya buat membacanya...


Wahh.. wah.. Foto di atas bagus juga ya.. lucu.. apalagi buat anak-anak yang posisi bawah, lagi pada rame-rame mandangin siapa tuh?? kalo dilihat juga cuma Om "Fais" sama saudara sepupu "Nuri" satu lagi "Lazu" yang sudah siap buat di foto. Aduh!! yang ini jadi BTS aj y.. Next yuk! *_^"

Kalo yang satu ini genre apa ya???


Yang satu ini Jo sahabatku atau "Joni". Kalo yang cewek ini mbak aku "Misik". Fotonya so sweet *_* banget lho. Padahal itu malam jum'at tapi diseru-seruin sama mereka karena keburu pengen nonton BLERO,,. ya alhasil adeknya yang satu ini ditinggal deh ngerjain Gamtek..

Wajahnya mbak juga seneng banget ya.. Jo tanganmu di belakang kenapa?? mau lencang kanan? tapi itu bukan lencang kanan jo.. kamu salah! harusnya tangan kanan... satu lagi jo.. ngapain mau PBB  disana? bukannya yang kalian tonton Blero bukannya PBB. Wah jiwa pramukanya jo mulai keluar deh.. ok deh jo, Nitip mbak aku y, jagain lho... kan pulangnya tengah malam.. Mbaknya pulang adeknya paling sudah tidur tuh..

"Yang lain dong Dorami?"
"oh, foto yang lain.. sabar sabar.. yuk kita kebawah lagi"
"Ini apa y?"


Mas "Irsad" sama Mbak "Misik" yang satu ini so sweet banget..+_+" pertanyaan adeknya (Dorami) kok nggak ikut y??. Mas serius banget di foto. Mbak lagi ngeliatin apa tuh di hpnya? browsing apa lagi chatting?? ayo kalau ketahuan nggak browsing ntar di marahin masku lho.. >_<  hhe hhe.

Mas    : "kamu kerjain yang mana?"
Mbak : "kamu ngerjain yang mana?"
Mas   : " ya yang ini aja.. yang itu aku ora mudeng (nggak paham)"
Mbak : "ya udah kamu kerjain aj"
Mas   : "iy.. kamu juga browsing sana buat soal berikutnya"
Mbak : "iy. Sabar ini lagi di cari"

yakin? mbak lagi browsing? buat kalian yang pada kepo kepo.. ayo tebak jawabannya iya apa nggak?? buat yang pengen tahu jawabannya sudah bener apa nggak ntar tanya langsung aja y ke orangnya.. hhe hhe.

"Lanjut Dorami..."
"SIAP"


Yang ini "Khasbi" sama "Lina"
cie.. cie.. serius banget lihatinnya. Hhe hhe maaf ya,, fotonya agak kurang jelas soalnya cahayanya lagi kurang wkwkw. Santai ya Mas Bro Mbak Sis, yang ini sempat jadi trending topik di grup WA. Katanya pasangan kesekian setelah sebelumnya ada juga.. Duh duh,. kata "Bagus" ada cinta di PTE C.. kenapa nggak sekalian buat FTV aj y.. biar aku jadi penonton pertamanya hhe hhe. 


ya.. Mas Fiki kok begitu becandaannya sama Indri.. Kasian lho Indri, Ya begini lah kalo mas fiki ketemu indri jadi usil banget ini cowok.. wkwkwk. lihat aja tuh wajahnya. karena terlalu bahagianya sampai-sampai mulutnya kebuka lebar, mas segera ditutup ntar kemasukan yang enggak-engak. di perpus aja kaya begini becandaannya, apa lagi kalo di kelas ya.. Indri kok terlihat happy-happy aj y.. Sabar ya Indri, harap di maklumin aj. Mereka ini so sweet banget fotonya.

Kalo yang ini seru lagi...






Sengaja nih ukurannya GEDE. Biar bisa lihat jelas muka "Mas Keren" panggilannya lilis buat "Om Arif" ada ada aja nih adek. Karena terlalu ngefans banget sama "Mas Kerennya" anak-anak jadi ikutan manggil mas keren juga lho. Untung aja mas kerennya mau foto bareng sama lilis kalo nggak bisa kecewa fans satu ini. Lina juga nih.. ikut-ikutan bantuin adek Foto bareng,.. kamu nggak ikutan Lin? mau jadi yang di belakang aja ya? atau kamera man-nya??

senyum lebar Mas Keren ada artinya nggak tuh?? yang jelas hanya Mas Keren yang tahu.. dek kamu nggak bayarkan foto sama om arif?? kalo bayar bilangin aku aja. Lis, besok-besok siapa lagi yang mau diminta foto bareng? kok aku sama ka lia nggak di ajak foto?? kita kan saudara...=_=". Maklum, adek yang satu ini sering banget masuk info gosip di kelas.. ada ada aja kan jadinya.

NEXT ya..

Yang merah-merah, kotak-kotak jalan bareng. Kalo ini heboh banget di kelas. berita terupdate dan terbaik, buat yang ngambil gambarnya thank's lho y. aduh lilis and jo, kalo mau makan bareng ajakin kita dong.. jangan cuma berdu'a aja.. kan kita juga pengen traktirannya. Kalo mau jalan juga ajakin kita dong.. kita juga pengen jalan bareng tapi nggak perlu pakai baju couple-an juga kali.. hhe hhe. selanjutnya siapa lagi nih yang couple-an baju??



cie cie.. lilis kok malu-malu di foto. Jo lagi senyum-senyum kenapa tuh? apa sms-an sama gebetan baru ya?? wajahnya happy banget. Jo.. jangan begitu.. kasian lilis disampingmu lho.. ya.. jo ini yang paling sering dapet gosip juga di kelas.. sabar ya jo..

Ok deh.. buat readers, Ntar sambung lagi ok. 
yang Part 3 sampai disini dulu lho y..
mohon maaf ya, Ini hanya untuk sekedar hiburan saja. Jangan marah apalagi ngambek buat kalian yang lagi masuk kisah hari ini. Terimakasih buat semuanya..
see u..

To Be Continued....

Kamis, 05 November 2015

Cerpen (SIMPUL)

Edit Posted by with No comments


Salam untuk kita semua..
Kali ini aku mau ngepost sesuatu yang semestinya sudah di post waktu kemarin-kemarin tapi berhubung kemarin padat banget jadwal activitynya jadinya y begini. 

Karenanya sebagai tanda permohonan maaf hari ini bakal ngepost semua yang telah tertunda.
Oh iya, jangan lupa untuk kritik dan sarannya y. Salam Terimakasih buat ka Doraemon dan Ka Lia yang sudah setia menjadi pembaca blog aku. 

Terimakasih juga buat semuanya yang sudah berkunjung ke blog ini.

So, Selamat membaca….

SIMPUL

Hasil gambar untuk animasi simpul

Air mengalir tanpa berujung. Matahari bersinar tanpa tahu kapan berakhir. Bak bulan dan bintang yang akan selalu bergandengan ditengah-tengah kegelapan. Jauh dikedalaman sendu ada penantian dengan ikatan-ikatan simpul yang merekat. Merekah seperti bunga yang bertebaran dihamparan taman. Menikmati mekarnya tanpa hasrat melayu.

Perjalanan yang terukir adalah goresan takdir.berawal dengan pertemuan dan berakhir dengan ikatan. Memulai dalam kehadiran sesok saudara lebih kunanti dari apa yang nyata. Walau abstrak tak terwujud hingga kusadari ia melekat disetiap dinding kalbu. Tak perlu berbisik pada setiap kata-kata dan tak perlu dialunkan nyanyian tentangnya. Biarkan diantara kita sendiri yang meraba.
Dalam sunyi kegelapan meradang. Merekalah yang hadir dalam kebahagian jauh dipandangan simpul itu menatap. Seolah cermin yang terpasang akan lukisan. Tersenyum dan tersenyum, berbahagia lalu berbahagia serta sedih dan menangis. Sungguh hadiah yang termahal didunia adalah simpul itu. Tanpa aku tulus meminta Tuhan telah memberi jauh dari semua pandangan tentangnya. Semuanya kuharapkan akan terus mengalir walau badai besar menerjang kuat dan tak akan mampu mendera. Sebab, ini ada karena ketulusan yang suci.

Melodi terus berdendang diantara kita. Hidup tentu banyak kisah. Hidup tentu terasa jikalau ada beragam simpul bak itu. Bahasa kasih yang kunanti tak akan lepas diantara kita. Ini kisahku, engkau dan dia. Saat itu datanglah kehadiran yang tak kuduga. Aku menyadari akan dirimu yang terbayang sebagai sosok bijak, penyayang dan sulung untuk kita. Saat dimana aku menatap dalam didepanku. Sebuah cerita agar kita tak melepaskan simpul ini.

***

“apa?” tanyaku padanya “ia, kau sudah semestinya pergi kesana” jawabnya. “tak bisakah kau menyadari kalau aku tak lebih baik dari dirimu?”. Ia hanya diam dan tak mau tahu tentang itu. Maka mulailah detik aku melangkah. Suatu desa yang indah, sejuk lagi asri. Banyak hal yang akan kudapat disini. Jauh dari hiruk piruk keramaian kota. Bergeming perasaan indah yang sebelumnya dipenuhi kabut amarah. Meski terpaksa awalnya, tidak akhirnya. Disini aku mendapat hadiah yang tak bernilai. Sesosok sahabat yang luar biasa. Mereka juga bersahabat jauh lebih lama dari apa yang kuketahui.
Iren dan Septi nama mereka. 

Banyak hal yang mereka lakukan untukku. Bantuan yang tak sepenuhnya dapatku balas kembali. Hari ini waktunya aku untukku mengajar disuatu sekolah dasar. Hari ini akan diisi dengan kegiatan bermain peran. Kisah tentang persahabatan yang akan mereka perankan. Hingga pembelajaran berakhir begitu cepat. Aku, Septi dan Iren sungguh menikmati hari ini. Begitu menarik dan tak akan terlupakan. Kita makan bersama, tidur bersama dan menghabiskan waktu bersama. Tiba-tiba keesokan harinya iren harus pergi kekota sebab ada urusan. Semenjak kepergiannya hingga kini tak  ada kabar lagi. Septi sering bilang bahwa ia selalu curhat pada Iren bahwa ia tak bisa capek karena hal itu dapat memicu penyakitnya kambuh. 

Sungguh Septi memang seperti itu. Kita saling memandang hamparan biru yang indah berharap kabar indah kedatangan Iren segera menyapa. “mengapa Iren tak mau mengangkat teleponku?” Tanya septi. “aku juga, barangkali saat ini ia memang sibuk”. “aku pun berharap demikian” ungkap Septi. Sepekan kemudian Iren kembali. Ia bersikap berubah dari sebelumnya. Seolah ada kesalahan yang telah kami perbuat tak tahu apa itu. Septi selalu mencoba menanyakan apa yang terjadi tetapi tak dapat mengetahui apa permasalahan. Kali ini kita meski ke air terjun untuk mengajak anak-anak kelas. Hubungan kami masih tak berangsur membaik tetapi kebahagian kami tak seperti kebahagian yang anak-aak rasakan.

 Kabut dan gelap mendera. “Septi, apa ia marah pada kita Karena hal itu?” “apa itu?” jawabnya. “saat kau membiarkan Iren tersesat dimalam hari dan membiarkan ia hingga kembali sendiri”. “kau juga selalu membiarkan ia mengalah padamu” tanyaku lagi. “iya.. tapi Iren tak seperti itu” “lantas apa?” “entahlah”. Tiba-tiba saja saat hendak menuruni jalan yang licin yang hanya setapak saja Septi terpeleset namun ia tak sengaja menarik lengan Iren dan berakhir Iren juga terjatuh dan terguling. Perjalanan yang terburuk untukku. Dua sahabatku dilarikan kerumah sakit. Septi harus melakukan operasi sebab ia tertusuk dahan runcing dibagian belakangnya dan Iren hanya tak sadarkan diri dan luka kecil disekujur tubuhnya.

Mereka terbaring bersebelahan. Sekembalinya aku saat fajar terbit Iren taka da disana dan sudah dibawa pulang oleh keluarganya dikota. Tinggallah aku dan Septi yang belum sadarkan diri. Hingga berlalu dan untuk ketiga kalinya mentari menyapaku lagi. Septi menyebut nama Iren untuk kesekian kalinya lagi. “Septi.. Bangun Sep..” sambil memagang tangannya. Sinar terang menyapa pandangannya. “syukurlah kau sadar” “kemana Iren? ia tak  apa-apakan?  Aku telah membuatnya terjatuh”  sambil berlari keluar ruangannya. “Iren pulang dan akupun tak tahu itu. Kejadiannya sungguh cepat berlalu. “apa ia tak merindukan aku? Kau juga?” “tentu.. aku juga sangat” “ia mungkin marah besar padaku. Aku yang menyebabkan hal ini terjadi” “kau tak semestinya begitu. Keluarganya mungkin memang khawatir dan ia diminta pergi untuk berkumpul dengan mereka”. Aku sungguh bersedih dengan keadaan ini emang Iren bisa seperti itu. Septi juga semakin menurun kondisinya sebab ia terus bersedih dan merasa bersalah.

Aku berniat kuat menemui Iren sampai ketemu. Meski nekat aku paksakan agar aku tetap dapat bertemu ia dan akhirnya ada kesempatan yang terselip diantaranya. Aku menarik tangannya dan kubawa ia ketempat yang cukup sepi. “Iren.. sungguh keterlaluan kau! Tak bisakah kau merasakan kesedihan kami? Aku sungguh tak ingin kau marah dan menghancurkan hubungan kita bersama seperti ini!” “lantas apa urusanku? Bukankah ini juga karena Septi?” tegasnya. “ia tentu tak sengaja. Kau tak bisa menghargai persahabatan kita hanya dengan satu atau dua kesalahan. “apa kau bilang? Satu atau dua? Ini sudah kesekian kalinya aku tersakiti!” “apa maksudmu?” tanyaku. “kau tak tahu bagaimana. sebab kau hanya orang asing yang baru saja muncul dalam kehidupan kami! Jadi jangan bertindak sok bijak!” melangkah pergi. Aku ikuti langkahnya dan tepat di depannya aku pun melayangkan tanganku pada wajahnya dan itu secara spontanitas aku lakukan. “keterlaluan kamu ren! Saudara kau disana bersedih dan merasa bersalah hingga ia yang seharusnya tak boleh drop malah semakin drop! Ia memikirkan kau yang saat ini sedang bersenang-senang” “aku tak peduli” “apa? Tak peduli? Bagaimana bisa kau seperti ini?”  “keterlaluan kau Iren” melangkah pergi meninggalkannya.

Sementara itu, Septi semakin merasa bersalah dengan keadaan ini. “Apa pantas ia seperti itu?” aku masih terjaga dengan kata-kata itu. “bagaimana bisa ia seperti itu?” apa yang harus aku lakukan dengan kenyataan ini. Tiba-tiba Septi membuyarkan lamunanku. “aku akan tetap menunggunya hingga besok tiba” “maksudmu?” “besok adalah hari jadi persaudaraanku diantara Iren yang genap tujuh tahun, kita tak pernah lupa, sekalipun ia atau aku marah dihari itulah amarah musnah bak bayi yang baru lahir. Apa sebenarnya salahku? Apa karena kejadian itu?” “maksudmu Sep?” tanyaku penasaran.

 “sebelum kau datang aku pernah membohonginya karena alasan aku rasa aku lupa bahwa ia yang berhak tahu soal itu. Aku tak bisa membuat seseorang yang menyukai ia dan begitupun sebaliknya bertengkar dan berakhir dendam amarah” “aku tak mengerti, apa maksudmu itu?” “maksudku, seseorang yang saling menyukai akhirnya bermusuhan karena aku, aku yang menyebabkan hal itu terjadi” “meski Iren juga bersedih karena itu, tapi ia mencoba kuat dengan seseorang yang akhirnya marah padanya, tetapi ia tak tahu bahwa itu aku penyebabnya” “lalu?” “setelah itu kau datang dan semua baik-baik saja. Aku masih merasa bersalah dan akhirnya aku jujur padanya” “itu yang membuatnya diam beberapa hari sampai akhirnya seperti ini?” “benar, itu benar sekali” kata Septi yang menegaskan. “kalau begitu, tunggu saja hingga besok sampai nanti dia datang?” “baiklah, sampai jumpa besok. Aku tunggu didepan jalan raya” kata Septi. “iya, sip” tegasku.

***

Keesokkan harinya, kami membeli kue dan beberapa minuman untuk merayakan persaudaraan kami. Menunggu dibawah pohon yang rindang, jauh dari setiap sudut-sudut pandang terbayang kehadirannya seolah bak itu nyata. Tak bisakah ia hadir seutuhnya agar setiap percikan api itu memudar hilang seketika diterpa derasnya hujan. Tiba-tiba hujan turun “kita berteduh dirumah pohon saja” ajakku. “iya, ayo kita tunggu Iren disana” mengemasi barang dan melangkah meningglkan tempat. Begitu tiba disana ada sedikit keheranan terlintas “ada apa? Kenapa?” kata Septi. “aku hanya berpikir sepertinya tempat ini sungguh dijaga” “tentu, seminggu sekali aku selalu menyempatkan diri untuk membersihkannya, biasanya pada malam hari aku akan kesini menyempatkan diri” “oh benarkah”. “tapi kenapa aku merasa ada yang aneh?”. Pikiran sudah mulai membuyar, detik waktu terus berjalan tanpa peduli akan kami yang belum menemukan penantian.

“Septi, sepertinya ia benar-benar tak datang” ungkapku. “aku akan menunggu disini hingga besok tiba” “baiklah akupun demikian”. Seperti bulan dan bintang yang setia bergandengan menerangi kegelapan. Hingga mentari bersambut dan tak ada kedatangan hadir. Kecewa dan sedih yang kudapatkan. Bagaimana bisa Iren bisa menukar sekalipun itu 100 dengan harga persaudaraan kita. Sungguh tak ada yang bisa kulakukan untuk simpul ini. Kami kembali dengan sesak di kalbu. Tak ada lagi yang bisa dipertahankan pada kenyataannya.

Kabar buruk terjadi! Septi dilarikan ke rumah sakit sebab penyakitnya kambuh lagi. Ia tak bisa kelelahan atau selalu bersedih sebab ini akan berdampak pada kesehatannya. Aku lupa kalau kita sejak kemarin menunggu dan tidak tidur. “bagaimana bisa aku lupa?” menimpali diri sendiri. Saat di rumah sakit, septi bisa tertolong. Dokter mengingatkan bahwa ia tidak boleh lelah maupun terlalu banyak pikiran. Ia tak boleh mengalami seperti itu. Septi juga dapat dibawa pulang sekarang. Begitu tiba dan suasana mendukungku maka aku putuskan bahwa kita akan lupakan Iren dan mengubur dalam tentangnya bahwa tak ada yang terjadi pada saat itu. Kita hanya berdua tak ada yang namanya Iren. aku mengetahui dalam berat tetapi inilah pilihan terbaik untukku dan kau. Aku memohon dengan sangat padamu Sep. Ia menyetujui dan mengerti maksudku. Terpaan ombak ganas mampu menghantam dan memecahkan batuan karang. Tak ada yang mampu bertahan sekalipun simpul kuat telah terpasang. Hilang terbawa ombak dan pergi entah kemana. Mimpi yang tak pernah terbayang jauh dipelupuk hasrat.

***

Sudah beberapa bulan aku dan dia melupakannya. Tak ada yang seutuhnya mampu menahan perasaan rindu yang teramat akan sesok yang suci. Tak ada yang mampu menghapus nostalgia tentangnya. Jauh dan jauh di dasar kalbu tersimpan lukisan nyata tentangnya. Jika mata dan tangan dapat berbuat sungguh mereka merindu dalam pandangan dan memegang erat tangannya.
Hari ini aku pergi kekota untuk menjenguk seorang temanku yang sedang sakit. Setelah bertanya pada orang disana aku menjenguknya dengan harapan ia segera sembuh. saat hendak keluar dari rumah sakit aku melihat ibu Iren disana dengan wajah yang sangat cemas tak karuan. Hati ini terbesit sesuatu. Aku mengikuti diam-diam dan begitu mengetahui dengan jelas siapa yang ada disana. “bu, ada apa dengan Iren?” tanyaku seketika ibunya keluar ruangan. “Sisil, bagaimana bisa kau?” dengan terkejut. “tak penting itu bu, Iren kenapa?” “ia tak apa-apa” “bu, tolong jangan berbohong padaku, jelas diwajahmu tersirat ada sesuatu yang berbeda. Kita adalah saudaranya, bagaimana bisa bu kau hanya diam dan membiarkan kami tak tahu apa-apa”.

Meski berulang kali mengelak, aku sempat mengancam akan menanyakan langsung pada dokter ataupun perawat. Meski awalnya ragu akan kulakukan higga aku mengetahui dengan jelas apa yang terjadi. Aku mendapat ijin masuk keruangannya. Iren terkena penyakit leukemia. Ia perlu menjalani operasi berulang kali hingga saat ini sudah kesekian kalinya ia dioperasi. Ini berkaitan dengan sum-sum tulang belakangnya. Sejak operasi terakhir Iren tak bisa sadarkan diri. Terlebih sejak kejadian ia yang terguling jatuh beberapa bulan yang lalu. Kondisinya pada saat itu sudah mulai melemah. Dokter bilang apabila keadaanya semakin parah maka perlahan-lahan ini dapat membahayakan Iren.
Saatku melihat wajah saudaraku yang terbaring kaku disana sungguh menyayat hati ini. Andai dari awal aku tahu apa yang terjadi. Perlahan-lahan rambutnya semakin menipis sebab ini juga pengaruh dari kemoterapi. Sungguh sakit dan menyedihkan bagiku sebab aku sungguh bersalah padanya. aku pernah melayangkan tanganku kewajahnya. Aku taka da disaat ia membutuhkan saudaranya. “Ren.. kumohon kembali lah.. Tuhan ijinkan kami menjumpainya lagi. Keajaibanmu yang kunanti”. Ungkapku dalam hati.

Menyadari kesalahan yang teramat. Bagaimana bisa ia begitu kuat ditengah-tengah keadaannya. Meski ia juga tersakiti akan saudaranya yang marah padanya. “bu, mengapa tak ada yang mengetahui ini selain ibu dan ayahnya?” “Iren berpesan bahwa ia tak ingin Septi sibuk memikirkannya dan takut septi semakin parah. Lagi pula katanya kau telah hadir ditengah-tengah mereka. Kau bisa dipercaya untuk menjaga Septi. Itu pesannya Iren”. “sampai kapan Iren dapat bertahan bu?” “ibu juga tidak dapat mengetahui dengan pasti, do’a kalian yang paling dibutuhkan saat ini” “tentu bu, saya pulang dulu” “tolong jangan beritahu Septi ya nak” “tidak bu, kita saudaranya. Terlebih Septi juga dibutuhkan Iren saat ini bu. Saya mohon ibu dapat mengerti keadaan ini”. “baiklah, saat ini kesembuhannya Iren yang paling penting” “benar bu, saya pamit” melangkah dengan tergesa-gesa. Aku melangkah segera pulang untuk menemui Septi untuk mengabari apa yang terjadi. Begitu tiba, aku langsung menemuinya dan memberitahu yang terjadi. Septi terkejut dan sambil menangis segera berangkat kembali aku dan dia kesana. Menemui Iren yang sedang membutuhkan saudara-saudaranya.

Sesampai disana tepat Iren telah pergi seutuhnya. Hanya tangisan yang mengalun menyanyikan kesedihan. Akupun demikian, aku bahkan tak sempat meminta maaf padanya bahwa aku telah bersalah. Septi menangis sejadi-jadinya. Begitupun kedua orang tuanya. Kita merasa kehilangan dirinya. Septi bahkan pingsan sebab Iren tak mungkin bersamanya lagi. Tak ada lagi sesosok malaikat yang tulus sepertinya. Semoga Tuhan menyayanginya seperti ia menyayangi orang tuanya.
“alunan do’a menghantarkan kepergianya Sep, aku percaya ia telah menjadi bagian yang terbaik disana. Kau tahu, ada ribuan malaikat yang menemaninya saat ini. Sampai bertemu lagi disurga”
“aku sungguh merindukannya.. kecupan terakhirku untukknya tak mampu menghapus kerinduanku Sil. Kau dan aku akan tetap menjaga simpul ini karena aku tahu Iren disana juga akan menjaga simpul kita”

SELESAI